
HOKI SUSANTI
Prodi PGSD FIP
Universitas
PGRI Semarang
Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang
e-mail: hokisusanti@yahoo.com
ABSTRAK
Kedisiplinan merupakan sikap atau
perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan.
Kedisiplinan juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan yang
sama, teratur dan tertib, yang dijadikan syarat mutlak bagi berlangsungnya
suatu kemajuan dan perubahan-perubahan yang ke arah lebih baik. Benih-benih
kedisiplinan dan rasa tanggung jawab seharusnya sudah mulai ditumbuhkembangkan
sejak dini. Penanaman sikap disiplin di sekolah dapat dilakukan
melalui kegiatan upacara
bendera yang diadakan rutin setiap hari Senin. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui
apakah dampak upacara bendera terhadap kedisiplinan siswa kelas IV SDN
Gayamsari 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif
yang bersifat deskriptif analitis. Subjek
penelitian adalah siswa kelas IV-B SD Negeri Gayamsari 01 Semarang tahun pelajaran
2014/
2015. Teknik pengumpulan data menggunakan metode
wawancara, observasi, dan dokumen.
Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis
data menggunakan model Miles and Huberman yang terdiri dari data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/ verificaton (penarikan
kesimpulan dan verifikasi). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa kelas IV di SD N
Gayamsari 01 Semarang tahun pelajaran 2014/ 2015, sudah dilakukan dengan baik. Guru sudah
menanamkan sikap kedisiplinan dengan berbagai tahapan yang ada saat upacara
berlangsung. Siswa diberikan pelatihan baris berbaris oleh guru, kemudian guru
juga mendapatkan pengetahuan tentang kedisiplinan melalui penataran dan
pelatihan.
Kata Kunci: Kedisiplinan, Upacara Bendera, Siswa,
Sekolah Dasar.
![]() |
Abstract
Discipline
is an attitude or behavior which describes adherence to a rule or provision. Discipline
also means a requirement for the survival of the same, regular and orderly,
which is used as a prerequisite for the continuity of the progress and changes
for the better. The seeds of discipline and sense of responsibility should have
started nurtured from an early age. Planting of discipline in schools can be
done through activities flag ceremony held regularly every Monday. The purpose
of this study was to determine whether the impact of the flag ceremony to
discipline fourth grade students of SDN Gayamsari 01 Semarang academic year
2014 / 2015. The method used was qualitative. The subjects were students of
class IV-B SD Negeri Semarang Gayamsari 01 school year 2014/ 2015. Techniques
of collecting data using interviews, observations, and documents. Techniques
validity of the data using triangulation techniques. Data were analyzed using
the model of Miles and Huberman which consists of data reduction (data
reduction), the data display (presentation of data), and conclusion drawing /
verificaton (conclusion and verification). The results showed that the
discipline of fourth grade students in elementary N Gayamsari 01 Semarang
school year 2014/ 2015, has been carried out to the fullest. Teachers already
inculcate discipline with the various stages that exist during the ceremony.
Students are given training in marching by the teacher, then the teacher also
gain knowledge of the discipline through courses and training.
Keywords: Discipline, Flag Ceremony, Student, Elementary School.
PENDAHULUAN
Kedisiplinan merupakan
suatu hal yang terpenting dalam penanaman pendidikan nilai karakter pada siswa
di sekolah. Istilah disiplin berasal dari Bahasa Latin “Disciplina“ yang menunjuk pada kegiatan belajar mengajar. Istilah
tersebut sangat dekat dengan istilah dalam bahasa Inggris “Disciple“ yang berarti mengikuti orang untuk belajar di bawah
pengawasan seorang pemimpin. Kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang
menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Disiplin diperlukan
dalam berbagai kehidupan manusia, baik segi pribadi maupun dalam lingkungan
keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekolah.
Menurut Selo Soemarjan
(dalam Umar Tirtarahardja, 2008: 11), benih-benih kedisiplinan dan rasa
tanggung jawab seharusnya sudah mulai ditumbuhkembangkan sejak dini, bahkan
sejak anak masih dalam keranjang ayunan, melalui latihan kebiasaan (habit forming) khususnya mengenai
hal-hal yang nantinya bersifat rutin dan dibutuhkan di dalam kehidupan. Seorang
siswa dalam mengikuti upacara bendera
setiap hari Senin
di sekolah, tidak akan lepas dari
berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya. Siswa
dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang
berlaku.
Tujuan dilaksanakannya upacara
bendera adalah mendisiplinkan warga sekolah, khususnya siswa dalam suatu
kegiatan bersama. Sekaligus menjadi sarana untuk menginformasikan hal-hal
yang ada di sekolah. Di SD Negeri Gayamsari 01 Semarang khususnya siswa kelas
IV-B saat mengikuti upacara sikapnya sudah disiplin. Mereka bersikap hormat dan
patuh pada saat mengikuti upacara bendera itu dimulai sampai selesai. Guru
harus mempunyai ketegasan dan cara yang strategis untuk membuat anak yang
kurang disiplin menjadi disiplin.
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada anak, agar di
lain waktu tak melanggar lagi. Sanksi itupun haruslah mendidik dan tidak
berupa kekerasan fisik. Cara yang efektif mendisiplinkan siswa selain
memberikan keteladanan.
Memberikan contoh bagaimana melaksanakan disiplin itu sendiri. Bila para guru
paham bahwa dirinya adalah public figure untuk para siswanya,
tentu para guru akan berusaha tepat waktu dan tidak terlambat datang ke
sekolah. Apalagi bila ada upacara bendera, tentu akan
malu bila guru sampai datang terlambat.
Pada saat
upacara bendera di mulai,
diharapkan siswa bersikap dengan baik dan rapi. Mulai dari anak-anak dibariskan
dengan sangat rapi, sampai pembubaran barisan setelah selesai upacara bendera.
Para guru yang bertugas menanganinya memerlukan keterampilan khusus. Bila tidak
tegas dan mampu bersuara keras, maka sulit bagi guru itu membariskan barisan
siswa dengan cepat dan rapi. Akan lebih baiknya bila nilai-nilai yang ada dalam upacara bendera ini melekat dalam keseharian siswa.
Memiliki jiwa kebangsaan, tepat waktu, disiplin, rapi dalam berpakaian, menjaga
kebersihan, dan menjaga kekompakan. Upacara bendera selain mengajarkan siswa
untuk dapat baris berbaris dengan sempurna, mereka pun dididik untuk mengingat
kembali Pembukaan UUD
1945, membacakan Pancasila, dan
mendengarkan amanat dari pembina upacara dalam posisi siap mendengar. Pada
pelaksanaan di lapangan proses konsep pembelajaran tentang sikap-sikap yang
dilakukan saat upacara bendera yang benar belum sepenuhnya diterapkan di dalam
pelaksanaan upacara bendera.
Karena sikap disiplin siswa kelas
IV-B menjadikan pelaksanaan upacara bendera berjalan dengan baik dan khidmat.
Mereka mematuhi semua tata tertib yang diterapkan di sekolah, apabila ada siswa
yang tidak disiplin dalam berpakaian dan bersikap maka langsung ditegur oleh
guru. Maka penelitian ini sangat menarik untuk diteliti tentang dampak positif
upacara bendera bagi siswa setelah kedisiplinan itu diterapkan guru pada saat
upacara bendera. Ketegasan dan strategi guru yang tepat untuk mendidik siswa
menjadi disiplin menjadi kunci utama dalam merubah sikap siswa yang semula
tidak disiplin menjadi disiplin.
Dengan melihat
pentingnya upacara bendera dalam untuk menumbuh kembangkan sikap disiplin siswa
maka penyusun ingin membahas bagaimanakah “Dampak Upacara Bendera terhadap
Kedisiplinan Siswa Kelas IV SD Negeri Gayamsari 01 Semarang Tahun Pelajaran
2014/ 2015”.
METODE
PENELITIAN
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV-B SD Negeri Gayamsari 01 Semarang tahun pelajaran
2014/ 2015. Teknik pengumpulan data menggunakan metode
wawancara, observasi, dan dokumen.
Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis
data menggunakan model Miles and Huberman yang terdiri dari data reduction (reduksi data), data
display (penyajian data), dan conclusion drawing/
verificaton (penarikan
kesimpulan dan verifikasi).
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Menurut
Daryanto (2013: 63), kata “character” berasal
dari bahasa Yunani charassein, yang
berarti to engrave (melukis,
menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal.
Berakar dari pengertian yang seperti itu, character
kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya
melahirkan suatu pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku yang bersifat
individual, keadaan moral seseorang. Makna dari pengertian pendidikan karakter
yaitu merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh para personil sekolah, bahkan
yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat untuk
membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli,
berpendirian dan bertanggung jawab.
Pendidikan
karakter dalam lingkungan sekolah memiliki tujuan sebagai berikut:
a)
Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan
yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/ kepemilikan
peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.
b)
Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian
dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.
c)
Membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan
masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
Menurut
Kurniawan (2013: 136), kedisiplinan adalah cermin kehidupan suatu masyarakat
atau bangsa. Maknanya dari gambaran tingkat kedisiplinan suatu bangsa akan
dapat dibayangkan seberapa tinggi rendahnya budaya bangsa yang dimilikinya.
Cerminan kedisiplinan mudah terlihat pada tempat-tempat umum, lebih khusus lagi
pada sekolah-sekolah, dimana banyaknya pelanggaran tata tertib sekolah yang
dilakukan oleh peserta didik yang kurang disiplin. Disiplin adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku
yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan
ketertiban.
Sifat
disiplin yang dimiliki oleh siswa merupakan hasil interaksi berbagai unsur di
sekelilingnya. Disiplin juga merupakan sikap yang bersifat lahir dan batin yang
pembentukannya memerlukan latihan-latihan yang disertai oleh rasa kesadaran dan
pengabdian, dimana perbuatan setiap perilaku merupakan pilihan yang paling
tepat bagi dirinya. Hal ini tidak terlepas karena sikap disiplin seseorang
sangat relatif tergantung pada dorongan yang ada disekelilingnya, dimana
dorongan tersebut sangat mudah mengalami perubahan, bisa meningkat, menurun
bahkan bisa hilang. Itu artinya sikap disiplin yang ada pada diri siswa
tergantung dengan keadaan lingkungan sekitarnya.
Disiplin
pada hakikatnya adalah suatu ketaatan yang sungguh-sungguh yang didukung oleh
kesadaran untuk menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaimana
mestinya menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku di
dalam suatu lingkungan tertentu. Kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam
mendidik karakter. Banyak orang sukses karena menegakkan kedisiplinan.
Sebaliknya, banyak upaya membangun sesuatu tidak berhasil karena kurang
disiplin atau tidak disiplin. Kurangnya disiplin dapat berakibat melemahnya
motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Misalnya datang sekolah yang tidak
tepat waktu. Jika penegakan disiplin dapat dilakukan secara berulang-ulang dan
terus menerus, maka lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan yang baik.
Dilihat dari berbagai manfaat dilaksanakannya upacara
bendera bagi pencapaian tujuan pendidikan, maka upacara bendera perlu
diselenggarakan dengan sebaik-baiknya di sekolah-sekolah, serta dibina secara
terus-menerus agar terselenggara secara sempurna. Maksud
dilaksanakannya upacara bendera di sekolah adalah untuk mengusahakan pencapaian
tujuan pendidikan nasional dan memantapkan sekolah sebagai wiyatamandala. Ada 6 tujuan pelaksanaan upacara bendera
yaitu sebagai berikut: (1) membiasakan bersikap tertib dan disiplin, (2)
membiasakan berpenampilan rapi, (3) meningkatkan kemampuan memimpin, (4)
membiasakan kesediaan dipimpin, (5) membina kekompakan dan kerjasama, (6)
mempertebal rasa semangat kebangsaan. Kegiatan upacara bendera dapat mencakup
berbagai butir-butir tujuan pendidikan yang hendak dicapai, seperti sikap disiplin,
kesegaran jasmani dan rohani, keterampilan gerak, keterampilan memimpin dan pengembangan
sifat bersedia dipimpin adalah merupakan hal-hal yang dapat diperoleh melalui
kegiatan upacara bendera (Ayu Ridha, 2013).
Pembentukan
karakter siswa yaitu terutama dapat melatih kedisiplinan siswa dalam
pelaksanaan upacara bendera terutama dari PBBnya, selanjutnya cara menghormati
bendera merah putih, melatih siswa untuk mentaati tata tertib dalam pelaksanaan
upacara bendera, sehingga siswa dapat mengikuti upacara dengan baik.
Upacara
bendera dilaksanakan secara rutin pada hari Senin di SD Negeri Gayamsari 01
Semarang. Kegiatan upacara bendera dapat meningkatkan sikap kedisiplinan siswa.
Siswa dilatih lebih disiplin lagi dalam bersikap saat mengikuti upacara
bendera. Siswa yang semula masih ramai sendiri saat berbaris, sekarang siswa
diberikan latihan baris berbaris dan diberikan pengarahan tentang sikap yang
hikmat saat upacara berlangsung.
Pelaksanaan penanaman sikap disiplin memerlukan keterlibatan semua pihak sekolah, salah satu
hal yang menentukan keberhasilan usaha tersebut adalah pengetahuan guru. Pengetahuan guru mengenai kedisiplinan bagi siswa SD kelas IV sudah baik karena
guru mendapatkan pengetahuan tentang kedisiplinan melalui informasi yang
didapat dengan penataran dan pelatihan.
Sikap
disiplin sangat penting ditanamkan kepada siswa baik di sekolah dan di rumah.
Di sekolah guru memberikan pengetahuan sikap disiplin waktu dan berpakaian melalui berbagai tahapan yang ada
dalam upacara bendera. Pengetahuan guru mengenai pentingnya kedisiplinan bagi
siswa kelas IV sudah cukup baik karena guru menyadari pentingnya sikap disiplin
untuk ditanamkan kepada siswa.
Peranan
guru untuk meningkatkan kedisiplinan saat upacara bendera sudah baik walaupun ada
guru yang belum sepenuhnya ikut berpartisipasi dalam mengatur siswa. Hanya ada
beberapa guru yang terlihat membantu mengatur persiapan pelaksanaan upacara.
Guru tersebut hanya membantu membariskan siswa saja, setelah itu guru
meninggalkan siswa tanpa mendampingi saat jalannya upacara.
Tindakan
guru untuk memberikan pengertian tentang pentingnya kedisiplinan saat upacara
sudah cukup baik. Pada siswa kelas IV sudah diajarkan melalui kegiatan baris
berbaris (PBB) sebelum masuk kelas dan setelah istirahat. Kadang-kadang guru
menunggui siswa siswinya saat baris berbaris, tetapi kebanyakan guru tidak
menungguinya. Tujuan mereka dilatih PBB supaya mereka disiplin
berbaris saat upacara bendera. Mereka diberikan penjelasan tentang manfaat
kedisplinan oleh guru. Konsekuensi yang didapatkan bila siswa tidak tertib
adalah hukuman. Misalnya saja ada siswa yang terlambat masuk sekolah sehingga
siswa tidak bisa masuk mengikuti upacara, maka siswa dihukum. Biasanya mereka
yang datang terlambat disuruh menunggu di luar gerbang setelah itu diberi
hukuman disuruh hormat di bawah tiang bendera, kemudian ditanya alasan mengapa
terlambat.
Sarana dan prasarana yang digunakan
untuk pelaksanaan upacara bendera sudah baik. Karena sebelum
upacara berlangsung para guru mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan
untuk upacara bendera. Guru mempersiapkan microfon
yang akan digunakan pembina upacara, microfon
untuk paduan suara, mempersiapkan siswa yang akan menjadi petugas upacara,
mempersiapkan teks tata cara upacara, UUD 1945, teks janji siswa, teks
Pancasila, teks do’a. Kemudian guru mengatur barisan siswa secara rapi dan
dikelompokkan setiap kelas. Bagi petugas upacara menggunakan slempang yang
bertuliskan petugas upacara. Petugas upacara menggunakan seragam putih-putih,
sedangkan peserta upacara menggunakan seragam putih merah.
Hasil pendidikan karakter kedisiplinan bagi siswa SD
kelas IV-B adalah siswa menjadi pribadi yang baik, karena sikap disiplin yang
mereka terapkan setiap hari menjadikan mereka jadi disiplin. Misalnya ketepatan
mereka masuk sekolah, sikap sopan santun yang mereka perlihatkan kepada guru
atau temannya. Selain itu siswa menjadi lebih sopan santun, saling menghargai
dan menghormati guru serta sesama temannya sendiri.
Selain data yang diperoleh melalui wawancara,
observasi, dan dokumen, penyusun menggunakan instrumen soal skala sikap di atas diisi
oleh semua siswa melalui dua tahapan yaitu
pre test dan post test, setelah soal dikerjakan
selanjutnya adalah dianalisis hasilnya. Secara lengkapnya dapat dilihat dalam
tabel perubahan sikap sebagai berikut:
Tabel. 1 Rekapitulasi Instrumen
No
|
Nama
|
Jumlah Skor
|
Jumlah Kondisi Awal
|
Jumlah Kondisi Akhir
|
Selisih Jumlah Kondisi Akhir dan Jumlah Kondisi
Awal
|
|||||||
Kondisi Awal
|
Kondisi Akhir
|
|||||||||||
Selalu
|
Sering
|
Jarang
|
Tidak Pernah
|
Selalu
|
Sering
|
Jarang
|
Tidak Pernah
|
|||||
1.
|
Huda Ayu N.
|
2
|
2
|
24
|
44
|
1
|
2
|
18
|
68
|
72
|
89
|
17
|
2.
|
Pandu
|
6
|
8
|
30
|
20
|
3
|
4
|
36
|
32
|
64
|
75
|
11
|
3.
|
Dwiky Harsan
|
4
|
14
|
15
|
36
|
0
|
4
|
36
|
44
|
69
|
84
|
15
|
4.
|
Aisyah
|
2
|
0
|
36
|
24
|
3
|
0
|
24
|
56
|
62
|
83
|
19
|
5.
|
Nuke Winda
|
1
|
6
|
21
|
40
|
3
|
8
|
12
|
47
|
68
|
75
|
7
|
6.
|
Aminudin
|
1
|
4
|
15
|
56
|
0
|
0
|
27
|
64
|
76
|
91
|
19
|
7.
|
Desinta
|
5
|
0
|
12
|
56
|
2
|
0
|
6
|
84
|
73
|
92
|
19
|
8.
|
Rizal
|
2
|
6
|
6
|
56
|
2
|
4
|
27
|
52
|
70
|
85
|
15
|
9.
|
Nibras
|
5
|
0
|
6
|
64
|
0
|
0
|
27
|
64
|
75
|
91
|
16
|
10.
|
Rahmat
|
5
|
2
|
0
|
68
|
1
|
2
|
3
|
88
|
75
|
94
|
19
|
11.
|
Bagus
|
5
|
6
|
21
|
40
|
2
|
0
|
27
|
64
|
72
|
92
|
20
|
12.
|
Kesya
|
6
|
8
|
24
|
32
|
3
|
4
|
18
|
56
|
70
|
81
|
11
|
13.
|
Sasha C.
|
4
|
2
|
6
|
64
|
2
|
0
|
9
|
80
|
76
|
91
|
15
|
14.
|
Raditia P.
|
0
|
16
|
45
|
8
|
1
|
0
|
51
|
28
|
69
|
80
|
11
|
15.
|
Indah
|
6
|
0
|
48
|
12
|
1
|
0
|
48
|
32
|
66
|
81
|
15
|
16.
|
Karina
|
2
|
2
|
42
|
24
|
1
|
0
|
39
|
44
|
70
|
84
|
14
|
17.
|
Rini S.
|
3
|
2
|
9
|
56
|
1
|
2
|
18
|
68
|
70
|
89
|
19
|
18.
|
Rio
|
4
|
4
|
15
|
52
|
2
|
3
|
12
|
72
|
75
|
89
|
14
|
19.
|
Labibah
|
6
|
2
|
27
|
44
|
1
|
0
|
51
|
28
|
79
|
80
|
1
|
20.
|
Raya
|
4
|
2
|
24
|
40
|
2
|
0
|
36
|
44
|
70
|
82
|
12
|
21.
|
Farel
|
3
|
6
|
24
|
36
|
0
|
0
|
54
|
28
|
69
|
82
|
13
|
22.
|
Anggi
|
2
|
0
|
18
|
48
|
6
|
2
|
21
|
18
|
68
|
75
|
7
|
23.
|
Fadli
|
1
|
3
|
9
|
64
|
1
|
2
|
9
|
84
|
77
|
96
|
19
|
Tabel di atas menunjukkan bahwa perubahan
sikap siswa meningkat sebanyak 86% setelah mengerjakan soal postest. Saat mengerjakan soal pretest siswa hanya mencapai 71%. Nilai
yang di dapat siswa setelah mengerjakan soal pretest dan postest terjadi
perubahan peningkatan nilai. Dari 23 siswa kelas IV-B yang telah mengerjakan
soal pretest dan postest, ada 1 siswa yang bernama Bagus yang mendapatkan skor
perubahan tertinggi yaitu 20, dan yang bernama Labibah mendapatkan skor
perubahan terendah yaitu 1. Langkah pertama peneliti memberikan soal pretest kepada siswa, setelah itu
peneliti memberikan teori dan simulasi gerakan PBB yang benar. Setelah diberikan
teori dan simulasi, peneliti memberikan soal postest.
Berikut merupakan perubahan sikap
tertinggi dan terendah:
Tabel. 2 Perubahan Sikap Tertinggi dan
Terendah
No.
|
Nama Siswa
|
Perubahan Sikap Tertinggi
|
1.
|
Bagus
|
20
|
No.
|
Nama Siswa
|
Perubahan Sikap Terendah
|
1.
|
Labibah
|
1
|
Berikut merupakan
rentang perubahan sikap siswa:
Tabel. 3 Rentang Perubahan Sikap Siswa
No.
|
Rentang Nilai
|
Jumlah
|
1.
|
1-5
|
1
|
2.
|
6-10
|
2
|
3.
|
11-15
|
11
|
4.
|
16-20
|
9
|
5.
|
21-25
|
0
|
Jumlah
|
23
|
Tabel di atas menujukkan
bahwa rentang perubahan sikap siswa setelah mengerjakan soal pretest dan postest. Untuk
mendapatkan selisih pretest dan postest setiap siswa menggunakan rumus:
|
Yang mendapatkan rentang
nilai antara 1-5 sebanyak 1 siswa. Yang mendapatkan 6-10 sebanyak 2 siswa. Yang
mendapatkan rentang nilai 11-15 sebanyak 11 siswa. Yang mendapatkan rentang
nilai 16-20 sebanyak 9 siswa. Dan yang mendapatkan rentang nilai 21-25 tidak
ada.
Berikut merupakan rata-rata
skor perubahan siswa:
Tabel. 4 Rata-Rata Skor
Perubahan Sikap Siswa
No.
|
Nama
|
Jumlah
Kondisi Awal
|
Jumlah
Kondisi Akhir
|
Rata-Rata
Skor Perubahan Sikap Siswa
|
1.
|
Huda Ayu N.
|
72
|
89
|
81
|
2.
|
Pandu Wijaya A.
|
64
|
75
|
70
|
3.
|
Dwiky Harsan
|
69
|
84
|
77
|
4.
|
Aisyah
|
64
|
83
|
74
|
5.
|
Nuke Winda N.
|
68
|
75
|
72
|
6.
|
M. Aminudin
|
75
|
91
|
82
|
7.
|
Desinta
|
73
|
92
|
83
|
8.
|
Rizal
|
70
|
85
|
78
|
9.
|
Nibras
|
75
|
91
|
85
|
10.
|
Rahmat
|
75
|
94
|
85
|
11.
|
Bagus
|
72
|
92
|
82
|
12.
|
Kesya
|
70
|
81
|
76
|
13.
|
Sasha C.
|
76
|
91
|
84
|
14.
|
Raditia P.
|
69
|
80
|
75
|
15.
|
Indah N.
|
66
|
81
|
74
|
16.
|
Karina
|
70
|
84
|
77
|
17.
|
Rini S.
|
70
|
89
|
80
|
18.
|
Rio
|
75
|
89
|
82
|
19.
|
Labibah
|
79
|
80
|
80
|
20.
|
Raya
|
70
|
82
|
76
|
21.
|
Farel
|
69
|
82
|
76
|
22.
|
Anggi
|
68
|
75
|
72
|
23.
|
Fadli
|
77
|
96
|
87
|
Rata-rata
|
71
|
86
|
79
|
|
Berikut merupakan kategori
sikap siswa.
Tabel. 5 Kategori Sikap Siswa
Rentang Nilai Rata-Rata Perubahan Sikap
|
Kategori Sikap
|
Jumlah
|
1-20
|
Kurang Sekali
|
0
|
21-40
|
Kurang
|
0
|
41-60
|
Cukup
|
0
|
61-80
|
Baik
|
14
|
81-100
|
Baik Sekali
|
9
|
Tabel di atas menunjukkan
bahwa kategori sikap siswa sudah baik, karena rentang nilai rata-rata perubahan
sikap 1-20 tidak ada. Rentang nilai rata-rata perubahan sikap 21-40 tidak ada.
Rentang nilai rata-rata perubahan sikap 41-60 tidak ada. Rentang nilai
rata-rata perubahan sikap 61-80 sebanyak 14 siswa. Rentang nilai rata-rata
perubahan sikap 81-100 sebanyak 9 siswa. Jadi bisa dikategorikan siswa memiliki
sikap yang baik.
Berdasarkan tabel di atas
dapat disimpulkan bahwa dampak upacara bendera terhadap kedisiplinan siswa
kelas IV SDN Gayamsari 01 Semarang ini sangat baik dan efektif untuk diterapkan
pada siswa SD. Hal ini dikarenakan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Pembentukan
kedisiplinan siswa dapat terbentuk melalui kegiatan upacara bendera yang
dilaksanakan setiap hari senin. Kemudian siswa dilatih dengan berbagai tahapan
upacara bendera dengan sungguh-sungguh oleh guru lewat pelatihan baris-berbaris.
Pelatihan baris berbaris dilaksanakan rutin setiap hari sebelum masuk kelas dan
setelah istirahat. Guru juga memberikan pengetahuan tentang pentingnya
kedisiplinan bagi siswa. Kepala sekolah, guru, orang tua saling bekerjasama
untuk membentuk kedisiplinan siswa. Siswa dituntut untuk bersikap disiplin di
sekolah maupun di rumah.
2. Aturan
tata tertib sekolah harus tegas diterapkan di sekolah karena sebagai alat untuk
membentuk kedisiplinan siswa. Tata tertib sekolah harus dilaksanakan dan
dipatuhi siswa dengan baik.
Tabel 6. Rumusan
Masalah, Sub Masalah, Kendala, dan Solusi
No.
|
Rumusan Masalah
|
Sub Masalah
|
Kendala
|
Solusi
|
1.
|
Pelaksanaan
Upacara Bendera di SD Negeri Gayamsari
01 Semarang
|
1. Pengetahuan guru mengenai kedisiplinan bagi siswa sekolah dasar.
|
Pengetahuan
yang dimiliki guru tentang kedisiplinan
kurang mendalam, karena guru memperoleh pengetahuan kedisiplinan lewat
pelatihan/ penataran saja.
|
Maka
perlu diadakan seminar tentang pentingnya penerapan kedisiplinan bagi siswa.
Dengan diadakannya seminar, guru dapat
memperoleh pengetahuan tentang kedisiplinan siswa lebih mendalam.
|
|
|
2. Pentingnya upacara bendera
terhadap peningkatan kedisiplinan
siswa-siswi pada saat dilaksanakannya upacara bendera disekolah.
|
Penanaman
pengetahuan tentang pentingnya upacara
bendera terhadap kedisiplinan siswa perlu ditingkatkan lagi. Karena guru
kurang menguasai dan mengontrol siswa saat upacara berlangsung. Guru juga
tidak mendampingi siswa di belakang barisan.
|
Guru
harus siap siaga mengontrol siswa di belakang barisan, supaya bila ada siswa
yang ramai sendiri bisa langsung ditegur.
|
|
|
3. Peranan guru untuk untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa-siswi saat upacara bendera dilaksanakan.
|
Peran
guru meningkat kedisiplinan siswa kurang maksimal. Karena semua guru tidak
ikut berperan aktif dalam membina siswa. Kerjasama antar pihak sekolah (kepala
sekolah, guru, staf karyawan) tidak berjalan dengan baik.
|
Peran
guru untuk meningkatkan disiplin siswa yaitu dengan adanya kerjasama dengan
semua pihak sekolah.
|
|
|
4. Sarana dan prasarana pendukung dalam pelaksanaan upacara bendera.
|
Sarana
dan prasarana yang digunakan saat upacara bendera media pengeras suara atau microfon kurang keras suaranya,
sehingga siswa yang dibelakang tidak mendengar.
|
Microfon atau alat pengeras suara perlu diganti yang
lebih besar suaranya, supaya terdengar sampai ke belakang.
|
2.
|
Dampak
Upacara Bendera Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas IV SDN Gayamsari 01
Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015
|
1.
Pengetahuan siswa mengenai kedisiplinan.
|
Pengetahuan siswa mengenai
kedisiplinan masih kurang. Karena didikan dari guru tentang kedisiplinan
masih kurang.
|
Guru
harus memberikan pengetahuan tentang kedisiplinan lebih mendalam. Karena
siswa masih kurang mengerti pentingnya kedisplinan.
|
|
|
2.
Perilaku siswa saat melaksanakan upacara bendera.
|
Siswa kurang antusias mengikuti upacara bendera.
|
Menciptakan suasanaupacara bendera yang tidak membosankan.
Misalnya durasi amanat upacara lebih dipersingkat.
|
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilaksanakan dengan judul Dampak Upacara Bendera terhadap Kedisiplinan
Siswa Kelas IV SD Negeri
Gayamsari 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pelaksanaan
pendidikan karakter kedisiplinan melalui upacara bendera di SD N Gayamsari 01 Semarang tahun pelajaran 2014/ 2015 sudah baik. Hal ini dilakukan dengan menggunakan strategi permodelan (modeling),
pengajaran (teaching), dan penguatan
lingkungan (reinforcing).
2. Dampak
upacara bendera terhadap kedisiplinan siswa kelas IV SDN Gayamsari 01 Semarang
tahun pelajaran 2014/ 2015 adalah siswa menjadi pribadi yang baik.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan saran
yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1.
Guna
meningkatkan
efektifitas
dan
efisiensi
pendidikan
karakter
kedisiplinan melalui upacara bendera agar dimaksimalkan lagi dengan cara
bekerjasama dengan semua
komponen yang terlibat
didalamnya, seperti:
a.
Kepedulian guru terhadap penanaman
pendidikan karakter kedisiplinan sejak kelas I SD.
b.
Konsistensi
antara perilaku siswa dan peraturan tata tertib siswa harus sesuai.
c.
Memberikan contoh perilaku yang baik
kepada siswa baik dari kepala sekolah, guru, dan staf karyawan.
UCAPAN
TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih
ditunjukan kepada Bapak Totok Sugiyanto selaku kepala sekolah SDN Gayamsari 01
Semarang yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk dapat melakukan
penelitian di SDN Gayamsari 01 Semarang. Terima kasih atas kerjasamanya kepada Bapak
Suwardji selaku guru yang bertanggungjawab menangani upacara bendera yang telah
memberikan informasi mengenai pelaksanaan upacara bendera di SDN Gayamsari 01
Semarang. Terima kasih juga atas kerjasamanya kepada siswa siswi kelas IV-B SDN
Gayamsari 01 Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu
Ridha, Suwanda. 2013. “Pembentukan Karakter Siswa SMP Negeri 6 Mojokerto
Melalui Upacara Bendera”. Vol.
1 Nomor 1 Tahun 2013. Online:http://ejournal.unesa.ac.id/jurnal/jurnal-pendidikan-kewarganegaraa/artikel/1472/pembentukan-karakter-siswa-smp-negeri-6-mojokerto-melalui-kegiatan-upacara-bendera.
(Diakses tanggal 22 Februari 2015, 13:45).
Daryanto,
Suryatri Darmiatun. 2013. Pendidikan
Karakter di Sekolah. Yogjakarta:Gava Media.
Kurniawan,
Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter.
Pontianak:AR-RUZZ MEDIA.
Tirtarahardja,
Umar. 2008. Pengantar pendidikan.
Jakarta:Rineka Cipta.