Just another free Blogger theme

Kamis, 20 Juni 2019



DAMPAK UPACARA BENDERA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SEKOLAH DASAR

HOKI SUSANTI
Prodi PGSD FIP Universitas PGRI Semarang
Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang
e-mail: hokisusanti@yahoo.com


ABSTRAK


Kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Kedisiplinan juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan yang sama, teratur dan tertib, yang dijadikan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan-perubahan yang ke arah lebih baik. Benih-benih kedisiplinan dan rasa tanggung jawab seharusnya sudah mulai ditumbuhkembangkan sejak dini. Penanaman sikap disiplin di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan upacara bendera yang diadakan rutin setiap hari Senin.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dampak upacara bendera terhadap kedisiplinan siswa kelas IV SDN Gayamsari 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV-B SD Negeri Gayamsari 01 Semarang tahun pelajaran 2014/ 2015. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumen.  Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles and Huberman yang terdiri dari data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/ verificaton (penarikan kesimpulan dan verifikasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa kelas IV  di SD N Gayamsari 01 Semarang tahun pelajaran 2014/ 2015,  sudah dilakukan dengan baik. Guru sudah menanamkan sikap kedisiplinan dengan berbagai tahapan yang ada saat upacara berlangsung. Siswa diberikan pelatihan baris berbaris oleh guru, kemudian guru juga mendapatkan pengetahuan tentang kedisiplinan melalui penataran dan pelatihan.

Kata Kunci: Kedisiplinan, Upacara Bendera, Siswa, Sekolah Dasar.




Rounded Rectangle: 1
 
Abstract

Discipline is an attitude or behavior which describes adherence to a rule or provision. Discipline also means a requirement for the survival of the same, regular and orderly, which is used as a prerequisite for the continuity of the progress and changes for the better. The seeds of discipline and sense of responsibility should have started nurtured from an early age. Planting of discipline in schools can be done through activities flag ceremony held regularly every Monday. The purpose of this study was to determine whether the impact of the flag ceremony to discipline fourth grade students of SDN Gayamsari 01 Semarang academic year 2014 / 2015. The method used was qualitative. The subjects were students of class IV-B SD Negeri Semarang Gayamsari 01 school year 2014/ 2015. Techniques of collecting data using interviews, observations, and documents. Techniques validity of the data using triangulation techniques. Data were analyzed using the model of Miles and Huberman which consists of data reduction (data reduction), the data display (presentation of data), and conclusion drawing / verificaton (conclusion and verification). The results showed that the discipline of fourth grade students in elementary N Gayamsari 01 Semarang school year 2014/ 2015, has been carried out to the fullest. Teachers already inculcate discipline with the various stages that exist during the ceremony. Students are given training in marching by the teacher, then the teacher also gain knowledge of the discipline through courses and training.


Keywords: Discipline, Flag Ceremony, Student, Elementary School.


PENDAHULUAN
Kedisiplinan merupakan suatu hal yang terpenting dalam penanaman pendidikan nilai karakter pada siswa di sekolah. Istilah disiplin berasal dari Bahasa Latin “Disciplina“ yang menunjuk pada kegiatan belajar mengajar. Istilah tersebut sangat dekat dengan istilah dalam bahasa Inggris “Disciple“ yang berarti mengikuti orang untuk belajar di bawah pengawasan seorang pemimpin. Kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Disiplin diperlukan dalam berbagai kehidupan manusia, baik segi pribadi maupun dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekolah.
Menurut Selo Soemarjan (dalam Umar Tirtarahardja, 2008: 11), benih-benih kedisiplinan dan rasa tanggung jawab seharusnya sudah mulai ditumbuhkembangkan sejak dini, bahkan sejak anak masih dalam keranjang ayunan, melalui latihan kebiasaan (habit forming) khususnya mengenai hal-hal yang nantinya bersifat rutin dan dibutuhkan di dalam kehidupan. Seorang siswa dalam mengikuti upacara bendera  setiap hari Senin di sekolah,  tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya. Siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku.
Tujuan dilaksanakannya upacara bendera adalah mendisiplinkan warga sekolah, khususnya siswa dalam suatu kegiatan bersama. Sekaligus menjadi sarana untuk  menginformasikan hal-hal yang ada di sekolah. Di SD Negeri Gayamsari 01 Semarang khususnya siswa kelas IV-B saat mengikuti upacara sikapnya sudah disiplin. Mereka bersikap hormat dan patuh pada saat mengikuti upacara bendera itu dimulai sampai selesai. Guru harus mempunyai ketegasan dan cara yang strategis untuk membuat anak yang kurang disiplin menjadi disiplin.
Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada anak, agar di lain waktu tak melanggar lagi. Sanksi itupun haruslah mendidik dan tidak berupa kekerasan fisik. Cara yang efektif mendisiplinkan siswa selain memberikan keteladanan. Memberikan contoh bagaimana melaksanakan disiplin itu sendiri. Bila para guru paham bahwa dirinya adalah public figure untuk para siswanya, tentu para guru akan berusaha tepat waktu dan tidak terlambat datang ke sekolah. Apalagi bila ada upacara bendera, tentu akan malu bila guru sampai datang terlambat.
Pada saat upacara bendera di mulai, diharapkan siswa bersikap dengan baik dan rapi. Mulai dari anak-anak dibariskan dengan sangat rapi, sampai pembubaran barisan setelah selesai upacara bendera. Para guru yang bertugas menanganinya memerlukan keterampilan khusus. Bila tidak tegas dan mampu bersuara keras, maka sulit bagi guru itu membariskan barisan siswa dengan cepat dan rapi. Akan lebih baiknya bila nilai-nilai yang ada dalam upacara bendera ini melekat dalam keseharian siswa. Memiliki jiwa kebangsaan, tepat waktu, disiplin, rapi dalam berpakaian, menjaga kebersihan, dan menjaga kekompakan. Upacara bendera selain mengajarkan siswa untuk dapat baris berbaris dengan sempurna, mereka pun dididik untuk mengingat kembali Pembukaan UUD 1945, membacakan Pancasila, dan mendengarkan amanat dari pembina upacara dalam posisi siap mendengar. Pada pelaksanaan di lapangan proses konsep pembelajaran tentang sikap-sikap yang dilakukan saat upacara bendera yang benar belum sepenuhnya diterapkan di dalam pelaksanaan upacara bendera.
Karena sikap disiplin siswa kelas IV-B menjadikan pelaksanaan upacara bendera berjalan dengan baik dan khidmat. Mereka mematuhi semua tata tertib yang diterapkan di sekolah, apabila ada siswa yang tidak disiplin dalam berpakaian dan bersikap maka langsung ditegur oleh guru. Maka penelitian ini sangat menarik untuk diteliti tentang dampak positif upacara bendera bagi siswa setelah kedisiplinan itu diterapkan guru pada saat upacara bendera. Ketegasan dan strategi guru yang tepat untuk mendidik siswa menjadi disiplin menjadi kunci utama dalam merubah sikap siswa yang semula tidak disiplin menjadi disiplin.
Dengan melihat pentingnya upacara bendera dalam untuk menumbuh kembangkan sikap disiplin siswa maka penyusun ingin membahas bagaimanakah Dampak Upacara Bendera terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas IV SD Negeri Gayamsari 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015”.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV-B SD Negeri Gayamsari 01 Semarang tahun pelajaran 2014/ 2015. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumen.  Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles and Huberman yang terdiri dari data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/ verificaton (penarikan kesimpulan dan verifikasi).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Daryanto (2013: 63), kata “character” berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian yang seperti itu, character kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya melahirkan suatu pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku yang bersifat individual, keadaan moral seseorang. Makna dari pengertian pendidikan karakter yaitu merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh para personil sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat untuk membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian dan bertanggung jawab.
Pendidikan karakter dalam lingkungan sekolah memiliki tujuan sebagai berikut:
a)      Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/ kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.
b)      Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.
c)      Membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.
Menurut Kurniawan (2013: 136), kedisiplinan adalah cermin kehidupan suatu masyarakat atau bangsa. Maknanya dari gambaran tingkat kedisiplinan suatu bangsa akan dapat dibayangkan seberapa tinggi rendahnya budaya bangsa yang dimilikinya. Cerminan kedisiplinan mudah terlihat pada tempat-tempat umum, lebih khusus lagi pada sekolah-sekolah, dimana banyaknya pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh peserta didik yang kurang disiplin. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban.
Sifat disiplin yang dimiliki oleh siswa merupakan hasil interaksi berbagai unsur di sekelilingnya. Disiplin juga merupakan sikap yang bersifat lahir dan batin yang pembentukannya memerlukan latihan-latihan yang disertai oleh rasa kesadaran dan pengabdian, dimana perbuatan setiap perilaku merupakan pilihan yang paling tepat bagi dirinya. Hal ini tidak terlepas karena sikap disiplin seseorang sangat relatif tergantung pada dorongan yang ada disekelilingnya, dimana dorongan tersebut sangat mudah mengalami perubahan, bisa meningkat, menurun bahkan bisa hilang. Itu artinya sikap disiplin yang ada pada diri siswa tergantung dengan keadaan lingkungan sekitarnya.
Disiplin pada hakikatnya adalah suatu ketaatan yang sungguh-sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku sebagaimana mestinya menurut aturan-aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku di dalam suatu lingkungan tertentu. Kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam mendidik karakter. Banyak orang sukses karena menegakkan kedisiplinan. Sebaliknya, banyak upaya membangun sesuatu tidak berhasil karena kurang disiplin atau tidak disiplin. Kurangnya disiplin dapat berakibat melemahnya motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Misalnya datang sekolah yang tidak tepat waktu. Jika penegakan disiplin dapat dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus, maka lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan yang baik.
Dilihat dari berbagai manfaat dilaksanakannya upacara bendera bagi pencapaian tujuan pendidikan, maka upacara bendera perlu diselenggarakan dengan sebaik-baiknya di sekolah-sekolah, serta dibina secara terus-menerus agar terselenggara secara sempurna. Maksud dilaksanakannya upacara bendera di sekolah adalah untuk mengusahakan pencapaian tujuan pendidikan nasional dan memantapkan sekolah sebagai wiyatamandala. Ada 6 tujuan pelaksanaan upacara bendera yaitu sebagai berikut: (1) membiasakan bersikap tertib dan disiplin, (2) membiasakan berpenampilan rapi, (3) meningkatkan kemampuan memimpin, (4) membiasakan kesediaan dipimpin, (5) membina kekompakan dan kerjasama, (6) mempertebal rasa semangat kebangsaan. Kegiatan upacara bendera dapat mencakup berbagai butir-butir tujuan pendidikan yang hendak dicapai, seperti sikap disiplin, kesegaran jasmani dan rohani, keterampilan gerak, keterampilan memimpin dan pengembangan sifat bersedia dipimpin adalah merupakan hal-hal yang dapat diperoleh melalui kegiatan upacara bendera (Ayu Ridha, 2013).
Pembentukan karakter siswa yaitu terutama dapat melatih kedisiplinan siswa dalam pelaksanaan upacara bendera terutama dari PBBnya, selanjutnya cara menghormati bendera merah putih, melatih siswa untuk mentaati tata tertib dalam pelaksanaan upacara bendera, sehingga siswa dapat mengikuti upacara dengan baik.
Upacara bendera dilaksanakan secara rutin pada hari Senin di SD Negeri Gayamsari 01 Semarang. Kegiatan upacara bendera dapat meningkatkan sikap kedisiplinan siswa. Siswa dilatih lebih disiplin lagi dalam bersikap saat mengikuti upacara bendera. Siswa yang semula masih ramai sendiri saat berbaris, sekarang siswa diberikan latihan baris berbaris dan diberikan pengarahan tentang sikap yang hikmat saat upacara berlangsung.
Pelaksanaan penanaman sikap disiplin memerlukan keterlibatan semua pihak sekolah, salah satu hal yang menentukan keberhasilan usaha tersebut adalah pengetahuan guru. Pengetahuan guru mengenai kedisiplinan bagi siswa SD kelas IV sudah baik karena guru mendapatkan pengetahuan tentang kedisiplinan melalui informasi yang didapat dengan penataran dan pelatihan.
Sikap disiplin sangat penting ditanamkan kepada siswa baik di sekolah dan di rumah. Di sekolah guru memberikan pengetahuan sikap disiplin waktu dan  berpakaian melalui berbagai tahapan yang ada dalam upacara bendera. Pengetahuan guru mengenai pentingnya kedisiplinan bagi siswa kelas IV sudah cukup baik karena guru menyadari pentingnya sikap disiplin untuk ditanamkan kepada siswa.
Peranan guru untuk meningkatkan kedisiplinan saat upacara bendera sudah baik walaupun ada guru yang belum sepenuhnya ikut berpartisipasi dalam mengatur siswa. Hanya ada beberapa guru yang terlihat membantu mengatur persiapan pelaksanaan upacara. Guru tersebut hanya membantu membariskan siswa saja, setelah itu guru meninggalkan siswa tanpa mendampingi saat jalannya upacara.
Tindakan guru untuk memberikan pengertian tentang pentingnya kedisiplinan saat upacara sudah cukup baik. Pada siswa kelas IV sudah diajarkan melalui kegiatan baris berbaris (PBB) sebelum masuk kelas dan setelah istirahat. Kadang-kadang guru menunggui siswa siswinya saat baris berbaris, tetapi kebanyakan guru tidak menungguinya. Tujuan mereka dilatih PBB supaya mereka disiplin berbaris saat upacara bendera. Mereka diberikan penjelasan tentang manfaat kedisplinan oleh guru. Konsekuensi yang didapatkan bila siswa tidak tertib adalah hukuman. Misalnya saja ada siswa yang terlambat masuk sekolah sehingga siswa tidak bisa masuk mengikuti upacara, maka siswa dihukum. Biasanya mereka yang datang terlambat disuruh menunggu di luar gerbang setelah itu diberi hukuman disuruh hormat di bawah tiang bendera, kemudian ditanya alasan mengapa terlambat.
Sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan upacara bendera sudah baik. Karena sebelum upacara berlangsung para guru mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan untuk upacara bendera. Guru mempersiapkan microfon yang akan digunakan pembina upacara, microfon untuk paduan suara, mempersiapkan siswa yang akan menjadi petugas upacara, mempersiapkan teks tata cara upacara, UUD 1945, teks janji siswa, teks Pancasila, teks do’a. Kemudian guru mengatur barisan siswa secara rapi dan dikelompokkan setiap kelas. Bagi petugas upacara menggunakan slempang yang bertuliskan petugas upacara. Petugas upacara menggunakan seragam putih-putih, sedangkan peserta upacara menggunakan seragam putih merah.
Hasil pendidikan karakter kedisiplinan bagi siswa SD kelas IV-B adalah siswa menjadi pribadi yang baik, karena sikap disiplin yang mereka terapkan setiap hari menjadikan mereka jadi disiplin. Misalnya ketepatan mereka masuk sekolah, sikap sopan santun yang mereka perlihatkan kepada guru atau temannya. Selain itu siswa menjadi lebih sopan santun, saling menghargai dan menghormati guru serta sesama temannya sendiri.
Selain data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumen, penyusun menggunakan instrumen soal skala sikap di atas diisi oleh semua siswa melalui dua tahapan yaitu  pre test dan post test, setelah soal dikerjakan selanjutnya adalah dianalisis hasilnya. Secara lengkapnya dapat dilihat dalam tabel perubahan sikap sebagai berikut:



Tabel. 1 Rekapitulasi Instrumen
No
Nama
Jumlah Skor
Jumlah Kondisi Awal
Jumlah Kondisi Akhir
Selisih Jumlah Kondisi Akhir dan Jumlah Kondisi Awal
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah
Selalu
Sering
Jarang
Tidak Pernah
1.
Huda Ayu N.
2
2
24
44
1
2
18
68
72
89
17
2.
Pandu
6
8
30
20
3
4
36
32
64
75
11
3.
Dwiky Harsan
4
14
15
36
0
4
36
44
69
84
15
4.
Aisyah
2
0
36
24
3
0
24
56
62
83
19
5.
Nuke Winda
1
6
21
40
3
8
12
47
68
75
7
6.
Aminudin
1
4
15
56
0
0
27
64
76
91
19
7.
Desinta
5
0
12
56
2
0
6
84
73
92
19
8.
Rizal
2
6
6
    56
2
4
27
52
70
85
15
9.
Nibras
5
0
6
64
0
0
27
64
75
91
16
10.
Rahmat
5
2
0
68
1
2
3
88
75
94
19
11.
Bagus
5
6
21
40
2
0
27
64
72
92
20
12.
Kesya
6
8
24
32
3
4
18
56
70
81
11
13.
Sasha C.
4
2
6
64
2
0
9
80
76
91
15
14.
Raditia P.
0
16
45
8
1
0
51
28
69
80
11
15.
Indah
6
0
48
12
1
0
48
32
66
81
15
16.
Karina
2
2
42
24
1
0
39
44
70
84
14
17.
Rini S.
3
2
9
56
1
2
18
68
70
89
19
18.
Rio
4
4
15
52
2
3
12
72
75
89
14
19.
Labibah

6
2
27
44
1
0
51
28
79
80
1
20.
Raya
4
2
24
40
2
0
36
44
70
82
12
21.
Farel
3
6
24
36
0
0
54
28
69
82
13
22.
Anggi
2
0
18
48
6
2
21
18
68
75
7
23.
Fadli
1
3
9
64
1
2
9
84
77
96
19

Tabel di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap siswa meningkat sebanyak 86% setelah mengerjakan soal postest. Saat mengerjakan soal pretest siswa hanya mencapai 71%. Nilai yang di dapat siswa setelah mengerjakan soal pretest dan postest terjadi perubahan peningkatan nilai. Dari 23 siswa kelas IV-B yang telah mengerjakan soal pretest dan postest, ada 1 siswa yang bernama Bagus yang mendapatkan skor perubahan tertinggi yaitu 20, dan yang bernama Labibah mendapatkan skor perubahan terendah yaitu 1. Langkah pertama peneliti memberikan soal pretest kepada siswa, setelah itu peneliti memberikan teori dan simulasi gerakan PBB yang benar. Setelah diberikan teori dan simulasi, peneliti memberikan soal postest.

Berikut merupakan perubahan sikap tertinggi dan terendah:
Tabel. 2 Perubahan Sikap Tertinggi dan Terendah
No.
Nama Siswa
Perubahan Sikap Tertinggi
1.
Bagus
20

No.
Nama Siswa
Perubahan Sikap Terendah
1.
Labibah
1

Berikut merupakan rentang perubahan sikap siswa:
Tabel. 3 Rentang Perubahan Sikap Siswa
No.
Rentang Nilai
Jumlah
1.
1-5
1
2.
6-10
2
3.
11-15
11
4.
16-20
9
5.
21-25
0
Jumlah
23

Tabel di atas menujukkan bahwa rentang perubahan sikap siswa setelah mengerjakan soal pretest dan postest. Untuk mendapatkan selisih pretest dan postest setiap siswa menggunakan rumus:


Pretest - Postest

 
 



Yang mendapatkan rentang nilai antara 1-5 sebanyak 1 siswa. Yang mendapatkan 6-10 sebanyak 2 siswa. Yang mendapatkan rentang nilai 11-15 sebanyak 11 siswa. Yang mendapatkan rentang nilai 16-20 sebanyak 9 siswa. Dan yang mendapatkan rentang nilai 21-25 tidak ada.

Berikut merupakan rata-rata skor perubahan siswa:
Tabel. 4 Rata-Rata Skor Perubahan Sikap Siswa
No.
Nama
Jumlah Kondisi Awal
Jumlah Kondisi Akhir
Rata-Rata Skor Perubahan Sikap Siswa
1.
Huda Ayu N.
72
89
81
2.
Pandu Wijaya A.
64
75
70
3.
Dwiky Harsan
69
84
77
4.
Aisyah
64
83
74
5.
Nuke Winda N.
68
75
72
6.
M. Aminudin
75
91
82
7.
Desinta
73
92
83
8.
Rizal
70
85
78
9.
Nibras
75
91
85
10.
Rahmat
75
94
85
11.
Bagus
72
92
82
12.
Kesya
70
81
76
13.
Sasha C.
76
91
84
14.
Raditia P.
69
80
75
15.
Indah N.
66
81
74
16.
Karina
70
84
77
17.
Rini S.
70
89
80
18.
Rio
75
89
82
19.
Labibah
79
80
80
20.
Raya
70
82
76
21.
Farel
69
82
76
22.
Anggi
68
75
72
23.
Fadli
77
96
87
Rata-rata
71
86
79


 
Tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh setiap siswa setelah mengerjakan soal pretest dan postest. Rata-rata skor perubahan sikap siswa sudah baik, karena siswa sudah mendapatkan skor rata-rata 70 ke atas. Untuk mendapatkan rata-rata skor perubahan sikap siswa diperoleh dengan rumus:



Berikut merupakan kategori sikap siswa.
Tabel. 5 Kategori Sikap Siswa

Rentang Nilai Rata-Rata Perubahan Sikap
Kategori Sikap
Jumlah
1-20
Kurang Sekali
0
21-40
Kurang
0
41-60
Cukup
0
61-80
Baik
14
81-100
Baik Sekali
9

Tabel di atas menunjukkan bahwa kategori sikap siswa sudah baik, karena rentang nilai rata-rata perubahan sikap 1-20 tidak ada. Rentang nilai rata-rata perubahan sikap 21-40 tidak ada. Rentang nilai rata-rata perubahan sikap 41-60 tidak ada. Rentang nilai rata-rata perubahan sikap 61-80 sebanyak 14 siswa. Rentang nilai rata-rata perubahan sikap 81-100 sebanyak 9 siswa. Jadi bisa dikategorikan siswa memiliki sikap yang baik.

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dampak upacara bendera terhadap kedisiplinan siswa kelas IV SDN Gayamsari 01 Semarang ini sangat baik dan efektif untuk diterapkan pada siswa SD. Hal ini dikarenakan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1.      Pembentukan kedisiplinan siswa dapat terbentuk melalui kegiatan upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari senin. Kemudian siswa dilatih dengan berbagai tahapan upacara bendera dengan sungguh-sungguh oleh guru lewat pelatihan baris-berbaris. Pelatihan baris berbaris dilaksanakan rutin setiap hari sebelum masuk kelas dan setelah istirahat. Guru juga memberikan pengetahuan tentang pentingnya kedisiplinan bagi siswa. Kepala sekolah, guru, orang tua saling bekerjasama untuk membentuk kedisiplinan siswa. Siswa dituntut untuk bersikap disiplin di sekolah maupun di rumah.
2.      Aturan tata tertib sekolah harus tegas diterapkan di sekolah karena sebagai alat untuk membentuk kedisiplinan siswa. Tata tertib sekolah harus dilaksanakan dan dipatuhi siswa dengan baik.

Tabel 6. Rumusan Masalah, Sub Masalah, Kendala, dan Solusi
No.
Rumusan Masalah
Sub Masalah
Kendala
Solusi
1.
Pelaksanaan Upacara Bendera di SD Negeri  Gayamsari 01 Semarang

1.      Pengetahuan guru mengenai kedisiplinan bagi siswa sekolah dasar.

Pengetahuan yang dimiliki guru tentang kedisiplinan  kurang mendalam, karena guru memperoleh pengetahuan kedisiplinan lewat pelatihan/ penataran saja.

Maka perlu diadakan seminar tentang pentingnya penerapan kedisiplinan bagi siswa. Dengan diadakannya seminar, guru dapat  memperoleh pengetahuan tentang kedisiplinan siswa lebih mendalam.


2.      Pentingnya upacara bendera terhadap peningkatan kedisiplinan  siswa-siswi pada saat dilaksanakannya upacara bendera disekolah.

Penanaman pengetahuan tentang  pentingnya upacara bendera terhadap kedisiplinan siswa perlu ditingkatkan lagi. Karena guru kurang menguasai dan mengontrol siswa saat upacara berlangsung. Guru juga tidak mendampingi siswa di belakang barisan.
Guru harus siap siaga mengontrol siswa di belakang barisan, supaya bila ada siswa yang ramai sendiri bisa langsung ditegur.




3.      Peranan guru untuk untuk meningkatkan kedisiplinan siswa-siswi saat upacara bendera dilaksanakan.

Peran guru meningkat kedisiplinan siswa kurang maksimal. Karena semua guru tidak ikut berperan aktif dalam membina siswa. Kerjasama antar pihak sekolah (kepala sekolah, guru, staf karyawan) tidak berjalan dengan baik.
Peran guru untuk meningkatkan disiplin siswa yaitu dengan adanya kerjasama dengan semua pihak sekolah.




4.      Sarana dan prasarana pendukung dalam pelaksanaan upacara bendera.

Sarana dan prasarana yang digunakan saat upacara bendera media pengeras suara atau microfon kurang keras suaranya, sehingga siswa yang dibelakang tidak mendengar.
Microfon atau alat pengeras suara perlu diganti yang lebih besar suaranya, supaya terdengar sampai ke belakang.
2.
Dampak Upacara Bendera Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas IV SDN Gayamsari 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015
1.    Pengetahuan siswa mengenai kedisiplinan.
Pengetahuan siswa mengenai kedisiplinan masih kurang. Karena didikan dari guru tentang kedisiplinan masih kurang.

Guru harus memberikan pengetahuan tentang kedisiplinan lebih mendalam. Karena siswa masih kurang mengerti pentingnya kedisplinan.


2.    Perilaku siswa saat melaksanakan upacara bendera.
Siswa kurang antusias mengikuti upacara bendera.

Menciptakan suasanaupacara bendera yang tidak membosankan. Misalnya durasi amanat upacara lebih dipersingkat.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan judul Dampak Upacara Bendera terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas IV SD Negeri Gayamsari 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Pelaksanaan pendidikan karakter kedisiplinan melalui upacara bendera di SD N Gayamsari 01 Semarang tahun pelajaran 2014/ 2015 sudah baik. Hal ini dilakukan dengan menggunakan strategi permodelan (modeling), pengajaran (teaching), dan penguatan lingkungan (reinforcing).
2.      Dampak upacara bendera terhadap kedisiplinan siswa kelas IV SDN Gayamsari 01 Semarang tahun pelajaran 2014/ 2015 adalah siswa menjadi pribadi yang baik.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1.      Guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan karakter kedisiplinan melalui upacara bendera agar dimaksimalkan lagi dengan cara bekerjasama dengan semua komponen yang terlibat didalamnya, seperti:
a.    Kepedulian guru terhadap penanaman pendidikan karakter kedisiplinan sejak kelas I SD.
b.    Konsistensi antara perilaku siswa dan peraturan tata tertib siswa harus sesuai.
c.    Memberikan contoh perilaku yang baik kepada siswa baik dari kepala sekolah, guru, dan staf karyawan.

UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih ditunjukan kepada Bapak Totok Sugiyanto selaku kepala sekolah SDN Gayamsari 01 Semarang yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk dapat melakukan penelitian di SDN Gayamsari 01 Semarang. Terima kasih atas kerjasamanya kepada Bapak Suwardji selaku guru yang bertanggungjawab menangani upacara bendera yang telah memberikan informasi mengenai pelaksanaan upacara bendera di SDN Gayamsari 01 Semarang. Terima kasih juga atas kerjasamanya kepada siswa siswi kelas IV-B SDN Gayamsari 01 Semarang.



DAFTAR PUSTAKA

Ayu Ridha, Suwanda. 2013. “Pembentukan Karakter Siswa SMP Negeri 6 Mojokerto Melalui Upacara Bendera”. Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2013. Online:http://ejournal.unesa.ac.id/jurnal/jurnal-pendidikan-kewarganegaraa/artikel/1472/pembentukan-karakter-siswa-smp-negeri-6-mojokerto-melalui-kegiatan-upacara-bendera. (Diakses tanggal 22 Februari 2015, 13:45).
Daryanto, Suryatri Darmiatun. 2013. Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogjakarta:Gava Media.

Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter. Pontianak:AR-RUZZ MEDIA.

Tirtarahardja, Umar. 2008. Pengantar pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.